Menurutnya, Presiden memikul beban ekonomi masa lalu, termasuk utang negara, pengangguran, dan kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan langkah yang terukur dan mendalam untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Banyak pengamat ekonomi menilai Presiden Prabowo Subianto menghadapi tantangan berupa utang negara, pengangguran, dan kemiskinan, di tengah ruang fiskal yang semakin sempit. Hal ini dapat menjadi kendala bagi peluang pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar pria yang akrab disapa Bang Dhin.
Baca Juga: https://www.siberdbn.com/2025/01/20/bang-dhin-banyak-hikmah-dari-peristiwa-isra-miraj/
Sebagai politisi PDI Perjuangan, Bang Dhin menekankan pentingnya strategi kebijakan fiskal yang afirmatif sesuai dengan kebutuhan nasional dan visi misi pemerintahan saat ini. Dengan pendekatan ini, tantangan ekonomi diharapkan dapat diatasi, seiring upaya menjalankan target transformasi ekonomi nasional.
“Dalam situasi saat ini, pemerintah perlu melakukan rasionalisasi program untuk efisiensi anggaran. Selain itu, fokus pada pembangunan, optimalisasi penerimaan negara, dan kebijakan stimulus ekonomi yang menyentuh langsung masyarakat berpenghasilan rendah, kelas menengah, hingga pelaku usaha,” tambahnya.
Memasuki 100 hari kerja Prabowo-Gibran, Bang Dhin menyarankan agar dilakukan evaluasi terhadap jajaran pemerintahan.
“100 hari kerja pertama adalah momentum penting untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan. Saya yakin Presiden Prabowo Subianto memiliki komitmen kuat agar program pemerintah di tahun pertama berjalan dengan baik. Kementerian dan lembaga dengan kinerja terburuk berdasarkan penilaian masyarakat perlu mendapat perhatian khusus, termasuk mengatasi sentimen negatif publik terhadap institusi seperti Polri,” pungkasnya.
Comment