siberdbn.com, JAKARTA – Maarten Paes, kiper FC Dallas kelahiran Belanda, telah menjadi sorotan di Indonesia berkat kontribusinya yang luar biasa untuk tim nasional. Paes, yang tinggal di Texas dengan identitas relatif anonim, kini tidak dapat lagi melangkah tanpa pengamanan khusus ketika berada belasan ribu kilometer dari rumah. Ia adalah pahlawan di negara kepulauan tersebut, menjadi kiper utama untuk timnas Indonesia yang terus berkembang, serta harapan besar bagi seluruh bangsa yang berjuang untuk tempat di Piala Dunia.
Namun, ada sisi yang lebih pribadi dari perjalanan Paes. Ia mengenakan seragam Indonesia sebagai penghormatan kepada neneknya yang berasal dari Jawa Timur.
“Saya akan pindah ke budaya baru, tetapi Anda harus benar-benar bersedia meluangkan waktu untuk beradaptasi dan mempelajari budaya tempat Anda berada. Jadi, sejujurnya, ini luar biasa. Saya pikir dengan melakukan itu, Anda menjadi orang yang lebih bijak,” kata Paes.
Paes lahir di Belanda, memiliki aksen Belanda yang khas, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Eredivisie sebelum pindah ke Major League Soccer (MLS). Namun, di balik itu semua, Paes memiliki ikatan yang kuat dengan budaya Indonesia melalui neneknya. Sebelumnya, ia tidak benar-benar menganggap dirinya sebagai orang Indonesia, tetapi mengenakan lambang negara di seragamnya merupakan sumber kebanggaan yang luar biasa.
Perjalanan Paes ke Indonesia dan karier internasionalnya penuh dengan cerita menarik tentang dwi-kewarganegaraan. Ia memenuhi syarat untuk bermain bagi Indonesia berkat neneknya, yang meninggalkan Indonesia pada 1940-an saat Jepang menyerbu wilayah tersebut. Seperti ribuan warga Indonesia lainnya, nenek Paes melarikan diri ke Belanda setelah tanah kelahirannya ditaklukkan. Paes menghabiskan banyak waktu mendengarkan cerita-cerita tersebut dari neneknya, dan momen tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman budayanya.
“Saat saya di sekolah menengah, kami menghabiskan banyak waktu untuk membicarakan hal-hal indah di Indonesia, dan juga cerita menyedihkan tentang perang. Beliau kehilangan ibunya selama masa itu, jadi itu adalah topik yang sangat sensitif,” ucapnya.
Namun, sebagian besar kenangannya adalah momen indah. Paes sering mengunjungi rumah kakek-neneknya, menikmati masakan Indonesia yang kaya rasa dan budaya yang unik.
“Ketika kami makan ayam (chicken), dia akan menyebutnya ‘Ayam.’ Itu selalu menjadi makanan favorit saya di dunia,” kenang Paes.
Comment